Beranda Education Tanya Soal Tabungan, Istri di Duren Sawit Jadi Korban KDRT Suami

Tanya Soal Tabungan, Istri di Duren Sawit Jadi Korban KDRT Suami

15
0
Tanya Soal Tabungan, Istri di Duren Sawit Jadi Korban KDRT Suami

Kasus KDRT yang menimpa seorang istri di Duren Sawit, Jakarta, menjadi sorotan publik setelah pertanyaan mengenai tabungan memicu kekerasan oleh suaminya.

Kasus ini mengungkap betapa rentannya seseorang menjadi korban KDRT akibat persoalan rumah tangga yang seharusnya menjadi ranah pribadi.

Penting untuk memahami dampak KDRT pada korban dan upaya hukum yang tersedia bagi mereka yang menjadi korban kekerasan dalam rumah tangga.

Poin Kunci

  • Kasus KDRT di Duren Sawit yang melibatkan pertanyaan tentang tabungan.
  • Dampak kekerasan dalam rumah tangga pada korban.
  • Upaya hukum bagi korban KDRT.
  • Pentingnya memahami KDRT dan dampaknya.
  • Perlindungan hukum bagi korban kekerasan dalam rumah tangga.

Latar Belakang Kasus KDRT di Duren Sawit

Latar belakang kasus KDRT di Duren Sawit melibatkan berbagai aspek yang perlu diulas secara komprehensif. Untuk memahami kasus ini, kita perlu memahami definisi KDRT, statistik KDRT di Indonesia, serta kondisi sosial di Duren Sawit.

Apa itu KDRT?

KDRT atau Kekerasan Dalam Rumah Tangga adalah tindakan kekerasan yang terjadi dalam lingkup rumah tangga, melibatkan suami-istri, orang tua-anak, atau anggota rumah tangga lainnya. Tindakan ini bisa berupa kekerasan fisik, psikis, seksual, atau penelantaran.

Menurut laporan kasus KDRT, kekerasan dalam rumah tangga seringkali tidak dilaporkan karena berbagai alasan, termasuk takut akan retaliasi atau stigma sosial.

Statistik KDRT di Indonesia

Statistik menunjukkan bahwa KDRT masih menjadi masalah serius di Indonesia. Berdasarkan data yang ada, ribuan kasus KDRT dilaporkan setiap tahunnya. Berikut adalah beberapa statistik terkait KDRT di Indonesia:

  • Jumlah kasus KDRT yang dilaporkan meningkat setiap tahun.
  • Mayoritas korban KDRT adalah perempuan.
  • Banyak kasus KDRT yang tidak dilaporkan ke pihak berwajib.

Korban KDRT

Kondisi Sosial di Duren Sawit

Duren Sawit, sebagai salah satu wilayah di Jakarta, memiliki kondisi sosial yang unik. Faktor-faktor seperti kepadatan penduduk, tingkat pendidikan, dan kondisi ekonomi dapat mempengaruhi tingkat kesadaran dan pelaporan kasus KDRT.

Beberapa kondisi sosial yang mungkin terkait dengan kasus KDRT di Duren Sawit antara lain:

  1. Keterbatasan akses terhadap layanan kesehatan dan hukum.
  2. Tingkat kesadaran masyarakat tentang KDRT yang masih rendah.
  3. Kondisi ekonomi yang sulit dapat meningkatkan stres dalam rumah tangga.

Kisah Istri yang Menjadi Korban

Kisah tragis seorang istri yang menjadi korban KDRT di Duren Sawit membuka mata kita akan realitas kekerasan dalam rumah tangga. Kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) adalah masalah serius yang mempengaruhi banyak keluarga di Indonesia.

Korban KDRT Suami

Profil Korban

Korban KDRT ini adalah seorang istri yang berusia 30 tahun. Ia menikah dengan suaminya selama 7 tahun sebelum akhirnya menjadi korban kekerasan. Ia memiliki latar belakang pendidikan yang baik dan bekerja sebagai karyawan swasta. Namun, di balik kehidupan yang terlihat normal, ia mengalami kekerasan oleh suaminya.

Kronologi Kejadian

Kekerasan yang dialami korban bermula dari pertengkaran sepele yang kemudian memicu kemarahan suaminya. Suaminya kemudian melakukan tindak kekerasan fisik dan verbal terhadap korban. Kronologi kejadian kekerasan ini menunjukkan bagaimana kekerasan dapat terjadi secara perlahan-lahan dan meningkat intensitasnya.

Pengalaman Emosional Korban

Korban mengalami dampak emosional yang signifikan akibat kekerasan yang dialaminya. Ia merasa takut, cemas, dan tidak percaya diri. Pengalaman ini juga mempengaruhi hubungannya dengan anak-anak dan orang-orang di sekitarnya. Korban memerlukan dukungan emosional dan bantuan profesional untuk memulihkan dirinya dari trauma yang dialami.

Dalam kasus ini, kita dapat melihat bagaimana KDRT dapat mempengaruhi kehidupan seseorang secara menyeluruh, tidak hanya secara fisik tetapi juga secara emosional dan psikologis. Oleh karena itu, penting untuk memberikan dukungan yang tepat kepada korban KDRT.

Dampak KDRT pada Korban

Kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) memiliki dampak yang sangat signifikan terhadap korban, baik secara psikologis maupun fisik. Korban KDRT seringkali mengalami berbagai masalah yang kompleks dan memerlukan penanganan yang komprehensif.

Dampak Psikologis

Dampak psikologis dari KDRT dapat berupa stres pasca-trauma, depresi, dan kecemasan. Korban mungkin mengalami perubahan mood yang drastis, kehilangan kepercayaan diri, dan perasaan takut yang berlebihan. Kondisi ini dapat mempengaruhi kemampuan korban dalam menjalani aktivitas sehari-hari.

Pengalaman traumatis akibat KDRT juga dapat mempengaruhi hubungan interpersonal korban dengan orang lain. Mereka mungkin menjadi sulit percaya atau memiliki kesulitan dalam membentuk hubungan yang sehat dengan orang lain.

Kondisi Kesehatan Fisik

KDRT juga berdampak pada kesehatan fisik korban. Cedera fisik yang dialami dapat berupa luka-luka, patah tulang, atau bahkan kerusakan organ dalam. Selain itu, korban KDRT mungkin mengalami gangguan kesehatan jangka panjang seperti sakit kepala kronis, gangguan pencernaan, dan masalah kesehatan lainnya.

Dampak KDRT pada Kesehatan Fisik

Pengaruh Terhadap Anak

Anak-anak yang tumbuh dalam lingkungan dengan KDRT juga dapat terpengaruh secara signifikan. Mereka mungkin mengalami trauma dan gangguan perkembangan, serta memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami kekerasan dalam hubungan mereka sendiri di masa depan.

Selain itu, anak-anak tersebut mungkin mengalami kesulitan dalam menyesuaikan diri secara sosial dan akademis. Oleh karena itu, penting untuk memberikan dukungan yang tepat kepada anak-anak yang terkena dampak KDRT.

Proses Hukum yang Ditempuh

Proses hukum bagi korban KDRT merupakan langkah penting dalam mencari keadilan. Korban KDRT memiliki hak untuk mendapatkan perlindungan dan keadilan melalui jalur hukum yang berlaku.

Laporan ke Pihak Berwajib

Langkah pertama yang dapat diambil oleh korban KDRT adalah membuat laporan ke pihak berwajib, seperti polisi. Proses ini penting untuk memulai proses hukum terhadap pelaku.

Laporan harus mencakup detail kejadian, termasuk tanggal, waktu, dan deskripsi peristiwa. Korban juga dapat meminta pendampingan dari lembaga perlindungan korban.

Prosedur Hukum yang Berlaku

Setelah laporan dibuat, proses hukum akan berlanjut sesuai dengan prosedur yang berlaku. Ini termasuk penyelidikan oleh pihak kepolisian, penuntutan oleh kejaksaan, dan persidangan di pengadilan.

Korban KDRT berhak untuk mendapatkan informasi tentang perkembangan kasus mereka dan berpartisipasi dalam proses hukum.

Hak Korban dalam Proses Hukum

Korban KDRT memiliki hak-hak tertentu dalam proses hukum, termasuk hak untuk mendapatkan restitusi atau kompensasi. Mereka juga berhak mendapatkan perlindungan dari intimidasi atau ancaman dari pelaku.

“Korban KDRT harus diberdayakan untuk mengambil keputusan tentang proses hukum yang mereka jalani,” kata seorang ahli hukum.

Dengan memahami hak-hak ini, korban dapat lebih percaya diri dalam menjalani proses hukum.

Langkah Hukum KDRT

Upaya Penanganan KDRT oleh Pemerintah

Upaya pemerintah dalam menangani KDRT melibatkan beberapa aspek penting. Pemerintah telah mengimplementasikan berbagai kebijakan dan peraturan untuk melindungi korban KDRT.

Kebijakan dan Peraturan Terkait

Pemerintah Indonesia telah menetapkan Undang-Undang No. 23 Tahun 2004 tentang Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga (UU PKDRT) sebagai landasan hukum untuk menangani kasus KDRT. Undang-undang ini memberikan definisi yang jelas tentang KDRT dan mengatur mekanisme penanganan serta perlindungan bagi korban.

Selain itu, pemerintah juga telah mengembangkan berbagai peraturan turunan untuk mendukung implementasi UU PKDRT, termasuk peraturan mengenai prosedur penanganan kasus KDRT di tingkat daerah.

Perlindungan Korban KDRT

Layanan Perlindungan Korban

Pemerintah menyediakan berbagai layanan perlindungan bagi korban KDRT, termasuk:

  • Pelayanan darurat dan pengaduan kasus KDRT
  • Pelayanan kesehatan dan rehabilitasi bagi korban
  • Penampungan sementara bagi korban KDRT
  • Pendampingan hukum bagi korban

Layanan-layanan ini bertujuan untuk memberikan perlindungan dan dukungan yang komprehensif bagi korban KDRT.

Pendidikan dan Kesadaran Masyarakat

Pemerintah juga gencar melakukan kampanye pendidikan dan kesadaran masyarakat tentang KDRT. Hal ini dilakukan melalui berbagai program, seperti:

  1. Pelatihan bagi aparat penegak hukum dan petugas layanan publik
  2. Kampanye media massa dan media sosial
  3. Pengintegrasian materi tentang KDRT dalam kurikulum pendidikan

Dengan meningkatkan kesadaran masyarakat, diharapkan kasus KDRT dapat dicegah dan korban dapat lebih berani melapor.

Aspek Penanganan Upaya Pemerintah
Kebijakan UU PKDRT, Peraturan turunan
Layanan Korban Pelayanan darurat, kesehatan, rehabilitasi, penampungan, pendampingan hukum
Pendidikan dan Kesadaran Pelatihan aparat, kampanye media, pendidikan di sekolah

Peran Masyarakat dalam Mencegah KDRT

Masyarakat memiliki peran penting dalam mencegah KDRT melalui kesadaran dan tindakan nyata.

Dengan meningkatnya kesadaran masyarakat, diharapkan kasus KDRT dapat dicegah dan korban dapat mendapatkan dukungan yang memadai.

Pentingnya Kesadaran Masyarakat

Kesadaran masyarakat tentang KDRT sangat penting karena dapat membantu mengidentifikasi kasus-kasus kekerasan dan memberikan dukungan kepada korban.

Dengan pengetahuan yang cukup, masyarakat dapat mengenali tanda-tanda KDRT dan mengambil tindakan yang tepat.

Inisiatif Komunitas

Inisiatif komunitas dapat berupa kampanye kesadaran, penyediaan layanan dukungan, dan pendidikan tentang hak-hak korban.

Komunitas juga dapat berperan dalam mendorong kebijakan yang mendukung perlindungan korban KDRT.

Perlindungan Korban KDRT

Dukungan Terhadap Korban

Dukungan terhadap korban KDRT dapat berupa bantuan psikologis, bantuan hukum, dan bantuan sosial.

Masyarakat dapat mendukung korban dengan mendengarkan pengalaman mereka dan memberikan dukungan emosional.

Selain itu, komunitas juga dapat membantu korban dengan menyediakan layanan yang mereka butuhkan, seperti konseling dan bantuan hukum.

Tanya Seputar Tabungan dan Hak Ekonomi

Memahami hak ekonomi dan tabungan bersama sangat penting bagi korban KDRT untuk memulai hidup baru. Korban KDRT seringkali menghadapi tantangan besar dalam mengelola keuangan pribadi, yang dapat mempengaruhi kemampuan mereka untuk mandiri.

Apa yang Harus Diketahui Tentang Tabungan Bersama?

Tabungan bersama adalah aset yang dimiliki bersama oleh suami dan istri. Dalam konteks KDRT, memahami status tabungan bersama menjadi krusial karena dapat mempengaruhi proses pembagian harta dalam proses hukum.

Pentingnya memahami tabungan bersama terletak pada kemampuan korban untuk mengakses dan mengelola keuangan mereka sendiri. Ini termasuk memahami bagaimana tabungan tersebut dikelola, siapa yang memiliki akses, dan bagaimana proses pembagian jika terjadi perceraian.

Hak Ekonomi Korban KDRT

Korban KDRT memiliki hak ekonomi yang harus dipahami dan diperjuangkan. Hak-hak ini termasuk akses terhadap harta bersama, tunjangan, dan kompensasi atas kerugian yang dialami.

  • Hak untuk mengakses informasi tentang keuangan keluarga
  • Hak untuk mengelola harta bersama secara adil
  • Hak untuk menerima tunjangan atau kompensasi

Konsultasi Keuangan untuk Korban

Konsultasi keuangan dapat menjadi langkah penting bagi korban KDRT untuk memahami dan mengelola keuangan mereka. Dengan bantuan profesional, korban dapat membuat rencana keuangan yang tepat untuk masa depan.

Konsultasi keuangan tidak hanya membantu dalam mengelola tabungan bersama tetapi juga dalam merencanakan keuangan jangka panjang, termasuk investasi dan perencanaan pensiun.

Tanya Soal Tabungan

Organisasi yang Membantu Korban KDRT

Berbagai organisasi di Indonesia berperan penting dalam memberikan bantuan kepada korban KDRT. Mereka menawarkan berbagai bentuk dukungan, mulai dari konseling hingga bantuan hukum.

Daftar Organisasi Terkait

Beberapa organisasi yang aktif dalam membantu korban KDRT di Indonesia antara lain:

  • Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK)
  • Komnas Perempuan
  • Yayasan Pulih
  • Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A)

Bentuk Dukungan yang Diberikan

Organisasi-organisasi tersebut memberikan berbagai bentuk dukungan, seperti:

Organisasi Bentuk Dukungan
Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK) Perlindungan saksi dan korban, bantuan hukum
Komnas Perempuan Advokasi hak perempuan, pemantauan kasus KDRT
Yayasan Pulih Konseling, terapi trauma
P2TP2A Pelayanan terpadu bagi perempuan dan anak korban kekerasan

Cara Menghubungi Organisasi

Untuk mendapatkan bantuan, korban KDRT atau keluarganya dapat menghubungi organisasi-organisasi tersebut melalui:

  • Telepon: Nomor kontak yang tersedia di situs resmi masing-masing organisasi
  • Email: Alamat email yang disediakan untuk pertanyaan dan permintaan bantuan
  • Kantor: Mengunjungi langsung kantor organisasi yang bersangkutan

Dengan adanya dukungan dari berbagai organisasi ini, diharapkan korban KDRT dapat memperoleh bantuan yang mereka butuhkan untuk memulai hidup baru.

Perlindungan Korban KDRT

Mengatasi Stigma Sosial terhadap Korban KDRT

Mengatasi stigma sosial terhadap korban KDRT adalah langkah penting dalam menciptakan masyarakat yang lebih peduli. Korban KDRT sering kali menghadapi bukan hanya kekerasan fisik dan emosional, tetapi juga stigma sosial yang memperburuk kondisi mereka.

Korban KDRT

Penyebab Stigma Sosial

Stigma sosial terhadap korban KDRT seringkali disebabkan oleh kurangnya pemahaman dan kesadaran masyarakat tentang isu KDRT. Banyak masyarakat yang masih memandang KDRT sebagai masalah pribadi, bukan sebagai kejahatan yang harus ditangani secara serius.

Selain itu, norma sosial dan budaya patriarki juga berperan dalam memperkuat stigma ini. Korban KDRT sering kali disalahkan atau dianggap sebagai pihak yang bertanggung jawab atas kekerasan yang mereka alami.

Pentingnya Berbicara Terbuka

Berbicara terbuka tentang KDRT sangat penting untuk menghilangkan stigma sosial yang melekat pada korban. Dengan berbicara terbuka, korban dapat merasa lebih nyaman untuk mencari bantuan dan dukungan.

Selain itu, berbicara terbuka juga dapat meningkatkan kesadaran masyarakat tentang KDRT dan mendorong mereka untuk mengambil tindakan preventif.

Membangun Empati dan Dukungan

Membangun empati dan dukungan bagi korban KDRT adalah kunci untuk membantu mereka pulih dari trauma. Masyarakat perlu memahami bahwa korban KDRT bukanlah pihak yang bersalah, melainkan korban dari tindakan kekerasan.

Dukungan dari keluarga, teman, dan komunitas dapat membantu korban merasa lebih aman dan percaya diri untuk melangkah ke depan.

Dengan mengatasi stigma sosial dan membangun empati, kita dapat menciptakan lingkungan yang lebih mendukung bagi korban KDRT untuk pulih dan mendapatkan keadilan.

Mendorong Kesadaran akan KDRT

Membangun kesadaran kolektif tentang KDRT adalah langkah awal menuju pencegahan efektif. Kesadaran yang lebih luas tentang isu ini dapat membantu mengurangi stigma dan meningkatkan dukungan bagi korban.

Kampanye Kesadaran Publik

Kampanye kesadaran publik memainkan peran penting dalam mengedukasi masyarakat tentang Apa Itu KDRT dan bagaimana cara mencegahnya. Kampanye ini dapat dilakukan melalui berbagai media, termasuk media sosial, televisi, dan acara komunitas.

Dengan meningkatkan kesadaran, masyarakat dapat lebih peduli terhadap isu KDRT dan lebih proaktif dalam membantu korban serta mencegah terjadinya kekerasan.

Media dan Peranannya

Media memiliki peran signifikan dalam membentuk persepsi publik tentang KDRT. Dengan meliput kasus-kasus KDRT secara akurat dan sensitif, media dapat membantu meningkatkan kesadaran masyarakat.

Selain itu, media juga dapat menjadi platform bagi para ahli dan aktivis untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman dalam menangani KDRT, sehingga meningkatkan Perlindungan Korban KDRT.

Pendidikan tentang KDRT di Sekolah

Pendidikan tentang KDRT di sekolah dapat dimulai sejak dini untuk membentuk kesadaran dan pemahaman yang lebih baik tentang isu ini di kalangan generasi muda.

Dengan memasukkan topik KDRT dalam kurikulum sekolah, kita dapat membentuk masyarakat yang lebih sadar dan peduli terhadap kekerasan dalam rumah tangga.

Kampanye Kesadaran KDRT

Tindakan yang Bisa Diambil oleh Korban KDRT

Menghadapi KDRT memerlukan keberanian dan perencanaan yang matang. Korban harus memahami langkah-langkah yang dapat diambil untuk melindungi diri dan mendapatkan keadilan.

Langkah Pertama yang Dapat Diambil

Langkah pertama yang dapat diambil oleh korban KDRT adalah mencari bantuan dan dukungan. Ini bisa dilakukan dengan menghubungi pihak berwajib, seperti polisi, atau organisasi yang peduli dengan isu KDRT.

Menurut Undang-Undang No. 23 Tahun 2004 tentang Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga, korban KDRT berhak mendapatkan perlindungan dan bantuan hukum.

Membuat Rencana Keamanan

Membuat rencana keamanan adalah langkah penting bagi korban KDRT. Rencana ini harus mencakup cara untuk tetap aman, seperti memiliki tempat tinggal sementara, menyimpan dokumen penting, dan memiliki akses ke sumber daya darurat.

“Rencana keamanan yang baik dapat membantu korban KDRT merasa lebih terkendali dan siap menghadapi situasi,” kata seorang ahli.

Mengetahui Hak dan Sumber Daya

Korban KDRT harus mengetahui hak-hak mereka dan sumber daya yang tersedia. Ini termasuk memahami prosedur hukum yang berlaku dan layanan perlindungan yang disediakan oleh pemerintah atau organisasi non-pemerintah.

Hak Korban KDRT Sumber Daya
Hak atas perlindungan Pihak berwajib (polisi)
Hak atas bantuan hukum Organisasi hukum gratis
Hak atas layanan kesehatan Rumah sakit dan klinik

Dengan memahami hak-hak dan sumber daya yang tersedia, korban KDRT dapat lebih siap menghadapi situasi mereka dan mendapatkan keadilan.

Korban KDRT mendapatkan perlindungan

Kesimpulan dan Harapan untuk Korban KDRT

Kasus KDRT di Duren Sawit yang menimpa seorang istri menjadi pengingat akan pentingnya kesadaran dan penanganan yang tepat terhadap kekerasan dalam rumah tangga. Dengan memahami kompleksitas kasus ini, kita dapat melihat bagaimana korban KDRT menghadapi berbagai tantangan, mulai dari dampak psikologis hingga proses hukum yang harus ditempuh.

Evaluasi Kasus dan Dampaknya

Kasus ini menunjukkan bahwa KDRT dapat terjadi pada siapa saja, tanpa memandang latar belakang sosial atau ekonomi. Korban KDRT Suami di Duren Sawit mengalami trauma yang mendalam, sehingga diperlukan dukungan yang komprehensif.

Harapan untuk Perubahan

Dengan adanya kasus ini, diharapkan ada perubahan positif dalam penanganan KDRT di Indonesia. Tanya soal tabungan dan hak ekonomi juga menjadi perhatian penting dalam mendukung kemandirian korban.

Pelibatan Semua Pihak

Pelibatan semua pihak, termasuk pemerintah, masyarakat, dan organisasi terkait, sangat penting dalam mencegah dan menangani KDRT. Dengan kerja sama yang erat, kita dapat menciptakan lingkungan yang lebih aman dan mendukung bagi korban KDRT.

FAQ

Apa itu KDRT?

KDRT atau Kekerasan Dalam Rumah Tangga adalah tindakan kekerasan yang terjadi dalam lingkup rumah tangga, termasuk kekerasan fisik, emosional, dan seksual terhadap pasangan atau anggota keluarga lainnya.

Apa dampak KDRT pada korban?

Dampak KDRT pada korban dapat berupa trauma psikologis, gangguan kesehatan fisik, dan pengaruh negatif terhadap anak-anak yang menyaksikan kekerasan tersebut.

Bagaimana cara melaporkan KDRT kepada pihak berwajib?

Korban KDRT dapat melaporkan kejadian tersebut ke polisi atau lembaga terkait lainnya dengan memberikan informasi yang akurat dan detail tentang kejadian kekerasan yang dialami.

Apa hak-hak istri dalam kasus KDRT?

Istri yang menjadi korban KDRT memiliki hak untuk mendapatkan perlindungan, keadilan, dan kompensasi atas kerugian yang dialami akibat kekerasan dalam rumah tangga.

Bagaimana pemerintah menangani kasus KDRT?

Pemerintah menangani KDRT melalui kebijakan dan peraturan yang melindungi korban, menyediakan layanan perlindungan, serta meningkatkan kesadaran masyarakat tentang isu KDRT.

Apa peran masyarakat dalam mencegah KDRT?

Masyarakat dapat berperan dalam mencegah KDRT dengan meningkatkan kesadaran akan isu ini, mendukung korban, serta berpartisipasi dalam inisiatif komunitas untuk mengurangi kekerasan dalam rumah tangga.

Bagaimana cara mendapatkan bantuan untuk korban KDRT?

Korban KDRT dapat mencari bantuan melalui organisasi yang khusus menangani kasus KDRT, layanan darurat, serta lembaga pemerintah yang terkait.

Apa yang harus diketahui tentang tabungan bersama dalam konteks KDRT?

Dalam konteks KDRT, memahami hak dan kewajiban terkait tabungan bersama sangat penting, terutama jika kekerasan tersebut berdampak pada keuangan keluarga.

Bagaimana mengatasi stigma sosial terhadap korban KDRT?

Mengatasi stigma sosial terhadap korban KDRT memerlukan kesadaran dan empati dari masyarakat, serta dukungan aktif untuk membantu korban mendapatkan keadilan dan memulai hidup baru.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini